Selasa, 09 Oktober 2012

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MANUSIA ASPEK MORAL


Untuk mempermudah dalam membahas perkembangan moral, prlu untuk dimengerti arti istilah tersebut.
Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. “Moral”berasal dari kata latin yang berarti tatacara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral- peraturan perilakuyang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan popla perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok.
Perilaku tak bermoral berarti perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial. perilaku demikian tidak disebabkan oleh ketidak acuhan akan harapan sosial, melainkan ketidak setujuan dengan standart sosial atau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri.
Perilaku amoral berarti perilaku yang lebih disebabkan ketidak acuhan terhadap harapan kelompok sosial dari pada pelanggaran sengaja terhadap standart kelompok. Beberapa diantara perilaku anak kecil lebih bersifat amoral dari pad takbermoral.
Pada saat lahir, tidak ada anak yang memiliki hati nurani atau skala nilai. Akibatnya, tiap bayi yang baru lahir dapat dianggap amoral. Tidak seorang anakpun dapat diharapkan mengembangkan kode moral sendiri. Maka, tiap anak harus diajarkan standart kelompok tentang yang bernar dan yang salah.
Dalam mempelajari sikap moral, terdapat empat pokok utama:
  1. Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya sebagaimana dicantumkan dalam hukum, kebiasaan, dan peraturan.
  2. Mengembangkan hati nurani.
  3. Belajar mengalami perasaan bersalah dan rasa malu bila perilaku individu tidak sesuai dengan harapan kelompok.
  4. Mempunyai kesempatan untuk interaksi sosial untuk belajar apa saja yang diharapkan anggota kelompok.
Pola Perkembangan Moral
Menurut Peaget, perkembangan moral terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama disebut tahap realisme moral ( moralitas oleh pembatasan”. Tahap kedua disebut moralitas otonomi ( moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal balik)
Dalam tahap yang pertama ini seorang anak menilai tindakan sebagai benar atau salah atas dasar konsekuensinya dan bukan berdasarkan motifasi dibelakangnya. Moral anak otomatis mengikuti peraturan tanpa berfikir atau menilai, dan cendrung menganggap orang dewasa yang berkuasa sebagai maha kuasa. Yang paling penting menurut Piaget bahwa anak menilai suatu perbuatan benar atu salah berdasarkan hukuman bukan pada nilai moralnya.
Di tahap kedua perkembangan kognitif anak telah terbentuk sehingga dia dapat mempertimbangkan semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah tertentu. Anak mulai dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan dapat mempertimbangkan berbagai faktor untuk memecahkan masalah.

Tahap-Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg
Tahap tahap perkembangan moral terdiri dari 3 tingkat, yang masing masing tingkat terdapat 2 tahap, yaitu :
1. Tingkat pra konvensional ( moralitas pra konvension­al).
Tahap 1 : orientasi pada kepatuhan dan hukuman -> anak melakukan sesuatu agar memperoleh hadiah dan tidak mendapatkan hukuman
Tahap 2 : relativistik hedonism -> anak tidak lagi secara mutlak tergantung aturan yang ada. Mereka mulai menyadari bahwa setiap kejadian bersifat relative dan lebih berorientasi pada prinsip kesenangan. enurut mussen,dkk. Orientasi moral anak masih bersifat individualistis, egosentris dan konkrit
2. Tingkat konvensional ( moralitas konvensional ) : tingkat konvensional berfokus padakebutuhan sosial ( konformitas ).7 Strategi Membangun Moralitas Anak Secara Efektif  
Tahap 3 : Orientasi mengenai anak yang baik -> anak memperlihatkan perbuatan yang dapat dinilai oleh orang lain
Tahap 4 : mempertahankan norma norma sosial dan otoritas -> menyadari kewajiban untuk melaksankan norma norma yang ada dan mempertahankan pentingnya keberadaan norma, artinya untuk dapat hidup secara harmonis, kelompok sosial harus menerima peraturan yang lebih disepakati bersama dan melaksanakannya.
3. Tingkat post konvensional ( moralitas post konven­sional) : individu mendasarkan penilaian moral pad ap­rinsip yang benar secara intern.
Tahap 5 : Orientasi pada perjanjian antara individu dengan lingkungan sosialnya -> Pada tahap ini ada hubungan timbal balik antara individu dengan dengan linkungan sosialnya, artinya bila seseorang melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan tuntutan norma sosial, maka ia berharap akan mendapatkan perlindungan dari masyarakat.
Tahap 6 : Prinsip universal -> pada tahap ini ada norma etik dan norma pribadi yang bersifat subjektif. Artinya dalam hubungan antara seseorang dengan masyarakat ada unsur unsur subjektif yang menilai apakah suatu perbuatan itu baik atau tidak baik moral atau tidak. Disini dibuthkan unsur etik / norma etik yang sifatnya universal sebagai sumber untuk menentukan suatu perilaku yang berhubungan dengan moralitas.
Tahapan Perkembangan Perilaku
Tahap I (0 – 10 tahun)
Perilaku lahiriyah, metode pengembangannya adalah pengarahan, pembiasaan, keteladanan, penguatan (imbalan) dan pelemahan (hukuman), indoktrinasi
Tahap II ( 11 – 15 tahun)
Perilaku kesadaran, metode pengambangannya adalah penanaman nilai melalui dialog, pembimbingan, dan pelibatan
Tahap III ( 15 tahun ke atas)
Kontrol internal atas perilaku, metode pengembangannya adalah perumusan visi dan misi hidup, dan penguatan tanggung jawab kepada Allah (SWT)
Salah satu karakteristik remaja yang sangat menonjol berkaitan dengan nilai adalah bawwa remaja sudah sangat  merasakan pentingnya tata  nilai dan mengembangkan nilai nilai baru  yang sangat diperlukan sebagai pedoman,pegangan,atau petunjuk dalam mencari jalanya sendiri untuk menumbuhkan identitas diri menuju kepribadian yang semakin matang(sarwon0,1989).
Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral remaja adalah bahwa sesuai dengan tingkat perkembangan koknisi yang mulai mencapai tahapan berfikir operasiaonal formal, yaitu mulai mampu berfikir abstrak
1.      Mulai mampu berfikir abstrak
2.      Mampu memecahkan masalah-masalah yang bersifat hipotetis
3.      Pemikiran remaja terhdap suatu permasalahantidak lagi hanya terikat pada waktu, tempat, dan situasi tetapi juga pada sumber moral yang menjadi dasar hidup mereka(gunarsa, 1988).
Perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan dengan mulai tumbuh kesadaran akan kewajiban mempertahan kan kekuwasaan dan pranata yang ada karean dianggapnya sebagai sesuatu yang bernilai, walau belum mampu mempertanggung jawab kanya secara pribadi(monks,  1989).
Perubahan sikap yang cukup menyolok dan di tempatkan sebagai salah satu karakter remaja adalah sikap menentang nilai-nilai dasar hidup orang tua dan orang dewasa lainya(gunarsa,1988). Apa lagi kalau orang tua atau orang dewasa berusaha memaksakan nilai-nilai yang dianutnya dallam remaja. Sikap menentang pranata adat kebiasaan yang ditunjukan oleh para remaja merupakan gejala wajar yang terjadi sebagai unjuk kemampuan berfikir kritis terhadap segala sesuatu yang dihadapi dalam realitas. Gejala sikap menentang pada remaja hanya bersikap sementara dan akan berubah serta berkembang kearah moralitas yang lebih matang dan mandiri
1.      Moral  bersal dari kata mores yang artinya tatacara dalam kehidupan,adat istiadat,kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus di patuhi
2.      John dewey yang kemudian di jabarkan oleh jean piaget mengemukakan tiga tahap perkembangan moral (a) tahap moral, (b) tahap konvensional, dan (c) tahap otonom.
3.      Lawrence e. Kohlberg mengemukakan tingkatan dan tahap-tahap perkembangan moral, yaitu sebagai berikut.
a.       Tingkatan prakonvensional, memiliki dua tahap, yaitu
Tahap 1: orientasi hukuman dan kepatuhan, dan
Tahap 2: orientasi realtivis-instrumental .
b.      Tingkat konvensional memiliki dua tahap, yaitu
Tahap3 : orientasi kesepakatan antara pribadi atau disebut orientasi “Anak Manis”
Tahap4: orientasi hukum dan ketertiban
c.       Tingkat pascakonvensional, memiliki dua tahap yaitu
Tahap5: orientasi kontrak sosial legalistis, dan
Tahap6: orientasi prinsip etika universal.
4.      Sikap adalah predisposisi atau kecenderungan ynag relatif stabil dan berlangsung teru-menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan suatu cara tertentu terhadap orang lain,obyek,lembaga,atau persoalan tertentu.
5.      Sejalan dengan tahapan perkembangan yang di capai, remaja menunjukan karakteristik individual perkembangan nilai, moral dan sikap yang khas, yakni berusaha menemukan sendiri atu bahkan ymembentuk sendiri nilai, moral, dan sikap di kalangan mereka
TABEL Teori Dua tahap Perkembangan Moral Versi Piaget
Usia
Tahap
Ciri Khas
4-5 tahun





7-10 tahun


11 tahun keatas



Realisme moral (pra-operasional)




Masa transisi ( konkret operasional)

Otonomi moral, realisme, dan resiprositas (formal-operasional)
  1. Memusatkan pada akibat-akibat perbuatan
  2. Aturan- aturan tak berubah
  3. Hukuman atas pelanggaran bersifat otomatis
Perubahan secara bertahap kepemilikan moral tahap kedua

  1. Mempertimbangksn tujusn-tujuan perilaku moral
  2. Menyadari bahwa aturan moral adalah kesepakatan tradisi yang dapat berubah



Tingkat
Tahap
Konsep Moral
Tingkat I









 Tingkat II











 
Tingkat III
Moralitas pra konveksional (usia 4-10 )
Tahap1; memperhatikan ketaatan dan hukum

 
\Tahap2; memperhatikan pemuasan hebutuhan


 Moralitas konvensional (usia- 10-13 tahun) tahap3: memperhatikan citra “ anak baik”







Tahap4: memperhatikan hukum dan peraturan



Moralitas pascakonvensional (usia 13 tahun keatas)
Tahap 5: memperhatikan hak perseorangan








 
Tahap 6: memperhatikan prinsip-prinsip etika

1.    Anak menentukan keburukan perilaku berdasarkan tingkat hukuman akibat keburukan tersebut
2.    Perilaku baik dihubungkan dengan penghindaran dari hukuman

1.    Perilaku baik dihubungkan dengan pemuasan keinginan dan kebutuhan tanmempertimbaangkan kebutuhan orang lain
1.    Anak dan remaja berperilaku sesuai dengan aturan dan patokan moral agar memperoleh persetujuan orang dewasa, bukan untuk menghindari hukuman .
2.    Perbuatan baik dan buruk dinilai berdasarkan tujuannya. Jadi, ada perkembangan kesadaran terhadap perlunya aturan
1.    Anak dan remaja memiliki sikap pasti terhadap wewenang dan aturan
2.    Hukum harus diataati oleh semua orang
1.     Remaja dan dewasa mengartikan perilaku baik dengan hak pribadi sesuai dengan atruran dan patokan sosial
2.    Perubahan hukum dan aturan dan dapat diterima jika diperlukan untuk mencapai hal-hal yang ;paling baik
3.    Pelanggaran hukum dan aturan dapat terjadi kaarena alaasan-alasan tertentu

  1. Keputusan mengenai perilaku-perilaku sosial didasarkan atas prinsip-prinsip moral pribadi yang bersumber dari hukum universal yang selaras dengan kebaikan umum dan kepentingan orang lain
  2. Keyakinan terhadap moral pribadi dan nilai-nilai melekat , meskipun sewaktu-waktu berlawanan dengan hukum yang dibuat untuk mengekalkan aturan sosial.
Contoh: seorang suami yang yak beruang boleh jadi akan mencuri obat untuk menyelamatkan nyawa istrinya dengan keyakinan bahwa melestarikan kehiduapan manusia itu  merupakan kewajiban moral yang lebih tinggi dari pada mencuri itu sendiri,


 
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad, Psikologi Remajaperkembanngan Peserta didik. Jakarta, 2010
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung, 2006
Nata Abudin, Manajemen Pendidikan. Jakarta, 2007


Salam Ukhuwwah Islamiyyah... Pengurus Ya Ihtisab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.